Kamis, 13 Maret 2008

NEO LIBERALISME DAN GLOBALISASI

NEO LIBERALISME DAN GLOBALISASI

Kemiskinan Mencolok.

Di Amerika Latin, gelombang privatisasi yang diminta Word Bank dan IMFtelah menghasilkan penganguran, mengantarkan ribuan buruh turun ke jalan menjadi rombongan penganguran. Kontradiksi yang tak terselesaikan di benua ini menjadi terpolarisasi. Kita percaya bahwa Amerika Selatan adalah jaringanlemah dalam rantai imperialis transisional di era globalisasi.

Ide-ide ekonomi dan politik yang dihamburkan borjuasi imperialis dan intelejensia mereka tak punya maksud lain yaitu untuk memusnahkan suatu bagian dari masyarakat kita. Kita akan mencoba untuk menganalisa ide ini dalam bentuk yang ilmiah. Suatu tugas untuk intelejensia progreif revolusioner harus dikontribusikan lagi, sebagaimana nampaknya mereka masuk ke dalam periode swa sensor beberapa waktu lalu. Sebagai suatu organiasi politik yang telah berkembang di hati rakyat, kita akan mencoba untuk mengungkapkan ide-ide ini dalam bahasa yang sesederhana mungkin, tanpa kehilangan makna ilmihnya. Metode ini, dan aksi praktis kita, membuat kita selalu berada di hati dan kepala rakyat, mengesmpingkan harapan banyak orang yang masih mencoba untuk meyakinkan diri mereka sendiri pada tangisan kemenangan Fujimoriisme, dan lainnya yang mengumumkan bahwa penghancuran pada setiap kesempatan yang mungkin, sambil meminta maaf bagi kediktatoran. Ini bukanlah tujuan kita untuk jatuh pada pemakaian "terminologi yang enak" tetapi kita sadar itu sebuah permohonan maaf untuk konsep klarifikasi, dimana banyak orang yang dulunya aktif dalam putaran progersif dan revolusioner mulai memakai, karenanya hanya membuat kebingungan dan harapan yang salah dalam rakyat kita.

Pada saat apa yang disebut "model neo-leberal" menunjukkan dirinya sebenarnya, ada sebuah rangkaian protes sosial dengan kekerasan, sebagaimana di Mexico, Venezuela, Argentina dll, yang membuktikan bahwa tak mencapai hasil yang mereka inginkan , dan bahwa mereka tak bisa lagi menjual harapan yang salah kepada jutaan orang miskin didorong ke dalam kondisi kesedihan ekstrim, di Peru, di Andes kita dan diseluruh benua.

"Statement intensi" atau suatu program untuk neo koloni.

Dalam bayangan "statemen intensi" yang dikembangkan IMF, mereka bermaksud untuk menswastakan tanah, sumber daya alam, dan yang tertinggal dari industri kita . Statemen ini adalah program sejati dari pemerintahan (neo kolonial) Amerika Latin dan telah menjadi penyebab penganguran yang besar, kemiskinan, dan kesedihan, dan mereka membuat jutaan orang mati kelaparan, seperti di Somalia. Adalah dalam kondisi ini ketika orang Peru dan Amerika Latin dan organisasi revolusioner mereka harus merencanakan alternatif objektif dan ilmiah untuk melawan sistem pembunuh dan pembinasa ini.

LIBERALISME DAN NEO LIBERALISME

Model ini secara teoritis berasal dari teori klasik liberal milik Adam Smith dan David Ricardo, dan diterapkan di zaman globalisasi. Bagaimanapun jika kita menekankan perbedaan kelas kita dengan klasik ekonomi borjuis, yang tak bermaksud untuk mengatakan bahwa kita tak melihat kontribusi mereka pada teori ekonomi umum; teori tentang nilai kerja, dimana dengan kelas elemen lain diperlakukan sebagai basis dimana ketidak adilan teori ekonomi kapitalis diumumkan, dimana mereka yang membuat kesejahteran yang berputar di dunia tak punya akses untuk itu. Disamping pertanyaan subjektif tentang keadilan dan ketidak-adilan, sistem ini membuat kelas revolusioner, yaitu proletariat, yang dengan kapasitasnya membuat kesejahteraan dan dengan bentuk organisasi sosial dalam proses produksi adalah satu-satunya yang mampu untuk memberi alternatif radikal terhadap kapitalisme. Krisis kapitalisme bukan dibuat oleh kelangkaan barang, seperti dalam ekonomi sebelum kapitalisme, tetapi dengan dampaknya. Dari titik pandang ini, apa yang di sebut "Neo liberal" adalah lebih jauh dari Smith dan Ricardo daripada Marxisme; apologi borjuis mereka tak diharapkan atau mampu untuk masuk ke dalam perdebatan tentang "Teori Nilai", dan dengan usaha mereka untuk mengurangi krtesi produk dan kesejahteraan pada kekuatan besar kapital dan pasar. Mungkin mereka tak mau tahu bahwa kapital ada sebagai produk nilai yang diakumulasikan dan dibuat pekerja, yang kemudian dikonsentrasikan ke dalam tangan swasta. Pada titik ini, yang adalah tulang belakang liberalisme, tak ada pertemuan dengan neo liberal. Dengan cara yang sama "perdagangan Bebas" yang ditawarkan oleh kaum liberal tak punya hubungan dengan monopoli komersial yang diterapkan oleh kaum globalisasi, atau monopoli multinasional (imperialis). Menurut Jonathan Elliot tahun 1987: "terhitung bahwa pada level pasar dunia, 40% perdagangan tak melalui suatu pasar bebas tetapi melalui perdagangan internal (dalam beberapa perusahaan)". Tahun 1994, Julies Kagian mengatakan dalam "Midle East Internasional" bahwa : "di Amerika Serikat, lebih 80% pendapatan dari barang yang dijual diluar, terbatas dalam dollar, tak datang dari ekspor tetapi dari menjual oleh perusahaan yang berafiliasi".

Globalisasi : Topeng baru Imperialisme

Pendewan pasar adalah tak lain dari produk modal nasional pada tingkat internasional, menghancurkan rintangan fisiknya . Fenomena ini dipelajarii pada permulaan abad ini dan dinamakan "imperialisme" oleh Lenin. Dalam cara ini globalisasi ekonomi hanyalah konsentrasi nilai yang dibuat masyarakat dunia dalam multinasional. Dapat dikatakan kemajuan penyatuan modal bank, finansial dan produksi.

Jumlah perusahaan multinasional telah meningkat dari 7000 pada tahun 1970 menjadi 37.000 pada tahun 1992. Bekas perusahan nasional telah bersatu dengan yang lainnya dari negara lain dan mereka menjaga ketergantungan pada yang terbesar. Kekuatan ekonomi perusahaan multinasional lebih besar dari banyak negara-negara nasional. Contohnya penjualan mereka telah naik menjadi 5,5 milliard dollar, 90% yang dibuat negara imperialis utara dan hanya 10% dibuat di negara produsen selatan. Kekuatan ekonomi multinasional memberi mereka kekuatan politik tak terbatas melampaui negara nasional.

SEDIKIT SEJARAH

Perkembangan produksi membuat kontradiksi antagonistik antara kepemilikan swasta terhadap alat produksi dan sosialisasi produksi itu sendiri antara modal dan buruh, dan hal ini dihasilkan dalam banyak krisis dan dua perang dunia. Perang-perang ini mengizinkan pemenang untuk memotong pasar dunia lagi, dan mengubur krisis mereka .

Pada akhir perang dunia 2, berkumpulnya kapital melalui multinasional sebagian besar Kapital amerika utara, melalui Marshall Plan, untuk mengabsorb apa yang tertinggal modal jepang dan eropa. Multinasional membuat sebagian besar dari tingkat tinggi pembangunan yang dicapai oleh buruh di negara-negara ini. Bagaimanapun disamping fakta bahwa pekerja menjual labor mereka dalam kondisi baik, dikarenakan pengaruh kompetisi dari negara-negara sosialis, maka tak mungkin untuk mengutamakan kontradiksi antagonis antara modal dan buruh, atau antara produksi alam sosialis produksi dan perampasan swasta produknya. Tanpa kesadaran ini tak akan mungkin bagi kita untuk menjelaskan ketidak-puasan dan pemogokan di Perancis.

Mungkin bahwa Imperialis atau Globalizer (untuk menggunakan istilah baru), telah menanam uang banyak untuk menginvestigasi bagaimana menghindari krisis dan kebangkitan kekerasan, dan bahwa mereka telah mencapai tahapan kontrol fikiran melalui media massa, tetapi mereka tak berhasil dalam menutupi ketidakpuasan ini, yang tetap tumbuh hari demi hari, dan setiap saat ia jadi lebih sulit bagi mereka untuk membuat orang percaya bahwa sistem ini tak bertanggung-jawab terhadap persoalan dunia; di utara mereka melihat gelombang imigran dan jutaan dollar dikirim sebagai "bantuan" kemanusiaan pada negara "terbelakang". Pada era pasca perang, mereka mengamankan pasar internal di utara, yang meningkat dalam kedalaman tetapi tak meluas. Hal ini membawa kepada perkembangan konsumerisme. Hal ini dihasilkan dalam borjuisifikasi kelas pekerja, memisahkan mereka dari tugas sejarah mereka. Alasan bahwa ia yang bisa memuaskan kebutuhan dasarnya tak punya kepentingan dalam perubahan sosial. Meskipun mereka sadar akan kenyataan bahwa standar tinggi mereka akan hidup datang dari pemusnahan seluruh orang, setelah sumber daya alam bangsa-bangsa ini telah dirampok. Pemerintahan imperialis mensyahkan hal ini dengan mengatakan bahwa orang selatan itu pemalas dan kepala batu. Diluar itu, mereka juga telah dijangkiti oleh pertumbuhan tak putus-putus dalam pengangguran, yang meskipun bisa ditutupi dengan manipulasi statistik tetapi tak dapat dibantah bahwa kasus dan memindahkan sektor penting populasi dari pasar konsumen.

Cara lain yang mereka coba untuk menghindari atau bangkit dari krisis mereka adalah dengan mengembangkan perang regional jauh dari pusat mereka, yang didasarkan pada agama, rasisme, teritori dll. Mereka menyediakan pasar yang bagus untuk senjata.

Tetapi sesuatu yang mengerikan terjadi di dunia globalisasi. Tahun demi tahun profit terus menurun dan satu-satunya jalan bagi mereka untuk bangkit dari situasi ini adalah dengan memotong upah dan tunjangan sosial, dan hal ini telah menyebabkan gelombang kemubaziran yang massif, pertama di negara-negara selatan dan kemudian di metropol mereka di utara. Tendensi ini tak punya peluang untuk diperbaiki. Perbedaan nya adalah di utara efek sosial tendensi ini ditutupi dengan negara kesejahteraan, sesuatu yang tak kita miliki di selatan.

Negara kesejahteraan di utara semakin memburuk, pada saat yang sama kelas menengah di Amerika Latin menghilang, meningkatkan gelombang migrasi eksternal dan internal dalam upaya untuk meningkatkan kondisi hidup mereka.

Proletariat internasional dan organisasinya masuk ke dalam suatu periode pembengkokan kepada pengaruh "negara kesejahteraan-isme" dan "reformisme". Hal ini memundurkan perkembangan praktis dan teori sosialisme dunia untuk waktu yang lama. Bagaimanapun peningkatan luar biasa dari kekuatan-kekuatan produksi tidak dibarengi dengan program alternatif, yang tak hanya akan menahan peningkatan disproporsi dalam eksploitasi kekuatan buruh dan perampokan sumber daya alam. Itu adalah sebagai contoh tak mungkin untuk mengabaikan fakta bahwa hari ini, disamping kenyataan bahwa kekuatan produksi telah berlipat ganda sejak abad terakhir dan kita telah memasuki fase sebuah revolusi dalam teknologi informasi dan cybernet, orang masih bekerja 8 jam sehari di utara dan jauh lebih lama di selatan. Hal ini masuk akal karena pasti penganguran ketika seseorang dipaksa untuk bekerja dua atau tiga. Ini di dalam kapasitas setiap pekerja untuk menyadari bahwa hari kerja tak dipotong paling tidak tiga atau setengahnya. Di Amerika Latin, privatisasi terkenal yang diminta oleh World Bank dan IMF telah memicu terjadinya pengangguran. Bagaimanapun melalui tingkatan perkembangan kekuatan produksi yang dicapai di Amerika Latin dan melalui polarisasi kontradiksi yang tak terselesaikan di benua kita.

Kita adalah jaringan lemah di dalam rantai Imperialis. Benua kita telah melalui banyak jalan, kita telah membuat banyak kesalahan dari mana kita percaya kita telah belajar dan sekarang kita menawarkan untuk membangun alternatif sosialis, karena kalau tidak, jika kita tinggal di kerajaan globalisasi imperialis, kita terancam pengangguran, kesedihan dan pemusnahan.

Lawan Neo Liberalisme dan Globalisasi !!!

Sosialisme atau mati !!

Venceramos !!

Tupac Amaru Revolusinary Movement (MRTA)

Tidak ada komentar: